Modul Penyuluhan
Pengelolaan Diri pada Penderita
Hipertensi
A. Pengertian
Hipertensi
Tekanan
darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak
secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada
dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi
oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas
dan lebih rendah ketika beristirahat.
Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu pagi
hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari.
Hipertensi
adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri lebih dari nilai normal.
Dengan klasifikasi tekanan darah sistolik (atas) ≥ 140; tekanan darah diastolik
(bawah) ≥ 80. Gejala hipertensi bersifat subjektif, dalam artian tidak selalu sama
setiap orang. Biasanya meliputi sakit kepala, pusing, pandangan mata kabur,
nyeri dada, dan otot leher tegang.
Gejala
hipertensi lainnya adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah
kemerahan dan kelelahan. Penderita hipertensi berat mengalami penurunan
kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut
ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.
Hipertensi
maligna adalah hipertensi yang sangat parah, yang bila tidak diobati, akan
menimbulkan kematian dalam waktu 3-6 bulan. Hipertensi ini jarang terjadi,
hanya 1 dari setiap 200 penderita hipertensi.
B. Penyebab
Hipertensi
Penyebab
hipertensi dibagi menjadi dua yaitu primer dan sekunder. Penyebab primernya
adalah terjadi akibat gaya hidup yang tidak sehat atau adanya faktor keturunan.
Penyebab ini rentan mengakibatkan hipertensi tinggi. Hipertensi tinggi sering
disebut hipertensi esensial. Hipertensi esensial kemungkinan memiliki banyak
penyebab, beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan
bersama-sama menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Dan yang sekunder adalah terjadi
karena faktor penyebab yang lebih jelas. Penyebabnya antaralain adalah penyakit
ginjal, kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu.
Penyebab
hipertensi lainnya yang jarang kita temukan adalah feokromositoma, yaitu tumor pada kelenjar adrenal yang menghasilkan
hormon epinefrin (adrenalin) atau norepinefrin (noradrenalin).
C. Pencegahan
Hipertensi
Sangat sulit untuk mendeteksi dan mengobati
penderita hipertensi secara tepat. Di sisi lain, harga obat-obat antihipertensi
tidaklah murah, terlebih obat-obat baru dan mempunyai banyak efek samping.
Karena alasan inilah pengobatan hipertensi memang penting tetapi tidak lengkap
tanpa dilakukan tindakan pencegahan untuk menurunkan faktor resiko penyakit jantung
akibat hipertensi. Pencegahan sebenarnya merupakan bagian dari pengobatan
hipertensi karena mampu menghambat terjadinya hipertensi dan komplikasinya.
Pencegahan hipertensi dilakukan melalui dua pendekatan. Yang pertama adalah
dengan intervensi untuk menurunkan tekanan darah di populasi dengan tujuan
menggeser distribusi tekanan darah ke arah yang lebih rendah. Yang kedua adalah
dengan menggunakan strategi penurunan tekanan darah ditujukan pada mereka yang
mempunyai kecenderungan meningginya tekanan darah. Kelompok masyarakat ini
termasuk mereka yang mengalami tekanan darah normal dalam kisaran yang tinggi
(TDS 130-139 mmHg atau TDD 85-89 mmHg), riwayat keluarga ada yang menderita
hipertensi, obsitas, tidak aktif secara fisik, atau banyak minum alkohol dan
garam.
Ada
berbagai cara yang terbukti mampu untuk mencegah terjadinya hipertensi, yaitu :
a. pengendalian
berat badan,
b. pengurangan
asupan natrium kloride,
c. aktifitas
alkohol,
d. pengendalian
stress.
D. Gaya
Hidup yang Sehat bagi Penderita
a. Pola
Makan yang Sehat
-
Makan sayur-sayuran
-
Buah ( melon, timun,
semangka)
b. Pola
Hidup yang Sehat
-
Tidur yang cukup
(minimal 7-8jam)
-
Olah raga ( jalan pagi
)
-
Tidak memikirkan
hal-hal yang berat
-
Istirahat
-
Tidak melakukan banyak
aktivitas
c. Pengelolaan
Diri
Pengelolahan
diri adalah prosedur dimana individu mengeatur prilakunya sendiri (Gantina
2011:180). Semantara arti manajemen diri adalah dimana setelah seseorang
menetapkan tujuan hidup bagi dirinya, ia harus mengatur dan mengelola dirinya sebaik-baiknya
untuk membawanya ke arah tercapainya tujuan hidup dan itu juga segenap kegiatan
dan langkah mengatur dan mengelola dirinya. Strategi self management adalah
melibatakan membantu klien untuk mengamati perilakunya, menetapkan tujuan bagi
dirinya sendiri, mengidentifikasi penguat yang cocok, merencanakan graded steps
(langkah-langkah yang diberi nilai) untuk mencapai tujuannya, dan menetapkan
kapan menerapkan konsekuensi.
E. Pengertian
Self-management (Pengelolaan Diri) (Pengelolaan Diri)
Self-management
(Pengelolaan Diri) (Pengelolaan Diri) memiliki beberapa pengertian. Berikut ini
beberapa pengertian mengenai Self-management (Pengelolaan Diri) (Pengelolaan
Diri) :
-
Stephen M. Edelson, Ph.D. menyatakan bahwa self management
adalah istilah psikologi yang digunakan untuk menjelaskan proses mencapai
kemandirian (personal autonomy).
-
Mahoney &
Thoresen mengatakan Self-management (Pengelolaan Diri) (Pengelolaan Diri)
berkenaan dengan kesadaran dan ketrampilan untuk mengatur keadaan sekitarnya
yang mempengaruhi tingkah laku individu.
-
Cormier &
Cormier (1991:519) menyebutkan Self-management (Pengelolaan Diri) (Pengelolaan
Diri) adalah suatu proses dimana klien mengarahkan sendiri pengubahan
perilakunya dengan satu strategi atau gabungan strategi
Secara umum dapat disimpulkan bahwa
Self-management (Pengelolaan Diri) merupakan ketrampilan individu untuk
mengelola dirinya sendiri, dengan memahami potensi yang dimiliki, untuk
mengatur dan mempengaruhi perilaku agar dapat mencapai target yang diinginkan.
F. Unsur
Pengelolaan Diri
Watson
& Tharp (1981:11)
menjelaskan bahwa Self-management (Pengelolaan Diri) yang sukses terdiri
atas 4 unsur penting yaitu :
-
Self-knowledge
(pengetahuan diri)
Pengetahuan
diri adalah unsur penting dari Self-management (Pengelolaan Diri), karena Pengetahuan tentang diri (Self-knowledge)
adalah dasar dari program ini. Pengetahuan diri mendasari penentuan perilaku
yang akan diubah, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku, dan cara yang
efektif untuk mengubahnya. Selain itu juga diperlukan pengetahuan diri tentang
potensi diri dan potensi lingkungan yang dibutuhkan untuk pengubahan perilaku.
Perilaku ini menurut Watson & Tharp (1983) meliputi perbuatan, pikiran dan
perasaan.
-
Planning (Perencanaan)
Unsur kedua Self-management
(Pengelolaan Diri) (Pengelolaan Diri) adalah perencanaan dalam program
modifikasi perilaku diri sendiri. Perencanaan pengubahan perilaku diri sendiri
harus didasari komitmen yang kuat untuk berubah, yaitu keinginan berubah
menjadi lebih baik. Individu melakukan perencanaan pengubahan perilaku setelah
mendapat informasi yang diperlukan tentang diri dan lingkungannya. Perencanaan
dilakukan agar tujuan pengubahan perilaku dapat lebih mudah terscapai.
-
Information
Gathering (penggabungan informasi)
Untuk membantu
proses pengubahan perilaku diperlukan berbagai informasi sebagai data
pendukung. Macam-macam informasi yang diperlukan meliputi informasi tentang
jenis, faktor yang mempengaruhi, dan cara yang efektif merubah perilaku.
Informasi tersebut digabungkan (dikumpulkan) agar dapat menghasilkan suatu
petunjuk yang jelas dalam mengubah perilaku.
-
Modification
of Plan (modifikasi perencanaan)
Modifikasi
perencanaan haruslah didasari komitmen yang kuat, yaitu komitmen untuk terus
melakukan pengubahan untuk mendapatkan perilaku yang lebih baik. Unsur ini pada
pokoknya membahas tentang adanya tahap modifikasi perencanaan melalui tahap
evaluasi.
G. Tujuan
Self-management (Pengelolaan Diri)
Menurut Victor Frankl, dorongan yang
dimiliki orang yang sehat adalah kemauan untuk selalu menemukan arti dalam kehidupannya. Pada akhirnya kemauan manusia
untuk menemukan arti ini akan menjadi tujuan akhir dari Self-management
(Pengelolaan Diri). Konsep Victor Frankl yang terkenal adalah Logotherapy. Di
dalam konsep ini Frankl menjelaskan bahwa manusia hidup di dunia tidak akan
terlepas dari berbagai macam problem dan masalah yang berat. Bahkan tidak
sedikit dari permasalahan tersebut yang menghantarkan kita ke dalam keadaan
tidak berdaya (learn helplesness).
Bagi sebagian orang, religiusitas atau agama mampu untuk memunculkan motivasi
untuk kembali menemukan arti. Tetapi tidak sedikit orang tidak mampu untuk
kembali menemukan arti walaupun memiliki religiusitas, agama, atau kepercayaan
tersebut. Keadaan tidak berdaya ini
perlu untuk diatasi dengan cara mengembalikan kebebasan kita yang hakiki.
Keadaan memang bisa menghambat kebahagiaan kita, tetapi tidak untuk kebebasan
kita. Kita tetap bebas untuk memilih tindakan apa yang akan kita lakukan.
Ketika kita memiliki kemauan untuk menemukan arti, tidak peduli seberat apa
problem yang kita hadapi, kita pasti akan mampu untuk menghadapi problem kita
tersebut.
H. Cara
Untuk Pengelolaan Diri
Kegiatan
pengelolaan diri sebagian besar merupakan kegiatan yang bersifat personal.
Artinya kesuksesan dalam pengelolaan diri sangat tergantung pada kesadaran
masing-masing individu untuk menyadari apa yang salah pada dirinya, bukan
karena orang lain. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melatih
pengelolaan diri yaitu :
-
Refleksi diri
Refleksi diri merupakan
kegiatan untuk melihat kembali berbagai macam kejadian yang dialami seseorang.
Kemudian kejadian tersebut dapat dituliskan misalnya berupa catatan harian.
Dari rangkuman kejadian tersebut, individu mampu untuk mencari makna pada
setiap kejadian. Pada akhirnya individu, membuat langkah perubahan yang nyata.
-
Membuat skala prioritas
Skala prioritas
merupakan kegiatan untuk membagi rutinitas sehari-hari menurut tingkat
kepentingannya. Rutinitas bisa dibagi berdasarkan sifatnya yang
penting-mendesak, tidak penting-mendesak, penting- tidak mendesak, dan tidak
penting-tidak mendesak.
-
Positive Thinking
(Berpikir Positif)
Berpikir positif
merupakan cara pandang seseorang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar