BAB I
PENDAHULUAN
A.
IDENTITAS
1.
Identitas Subjek
Inisial :
EO
Jenis
kelamin : Perempuan
Tempat,
tanggal lahir : Palu, 26 Oktober 1995
Usia : 18 tahun
Pendidikan :
SMA
Pekerjaan : Mahasiswa semester 1,
Fakultas Psikologi, Universitas Sanata
Dharma
Urutan
kelahiran : Anak ke-2 dari 2
bersaudara
Status
Pernikahan : Belum menikah
Agama :
Kristen
2. Identitas Orang Tua
Keterangan
|
Orang
Tua
|
|
Ayah
|
Ibu
|
|
Inisial
|
ATP
|
KM
|
Usia
|
49
|
45
|
Pendidikan
|
SMA
|
SMA
|
Pekerjaan
|
Wiraswasta
|
Wiraswasta
|
Status
Pernikahan
|
Menikah
|
Menikah
|
Agama
|
Kristen
|
Kristen
|
3. Identitas Saudara
Keterangan
|
Urutan
Kelahiran
|
|
Anak
pertama
|
Inisial
|
MAP
|
Usia
|
22
|
Pendidikan
|
S1
|
Pekerjaan
|
Mahasiswa
|
Status
Perkawinan
|
Belum
Menikah
|
Agama
|
Kristen
|
B.
PELAKSANAAN
ASESMEN
No.
|
Hari/Tanggal
|
Tempat
|
Kegiatan
|
1.
|
9 Oktober 2013
|
Lab. Psikologi, Fakultas
Psikologi, USD
|
Wawancara
dan observasi
|
2.
|
25 Oktober 2013
|
Ruang K.302
|
Pelaksanaan
tes grafis
|
3.
|
25 Oktober 2013
|
Ruang K.302
|
Pelaksanaan
tes wartegg
|
C.
LATAR
BELAKANG
Masalah yang menjadi hambatan subjek saat ini adalah
banyaknya tugas perkuliahan. Hal ini membuat subjek memiliki banyak beban
pikiran dan juga membuat subjek susah tidur. Akan tetapi walaupun menjadi beban
pikiran, ternyata subjek memiliki harapan yang besar untuk memperoleh hasil
yang memuaskan.
Subjek menilai
dirinya sebagai orang yang pendiam. Subjek juga menyadari bahwa perilakunya
bisa berubah jika dihadapkan pada situasi tertentu. Subjek tidak menyukai hal
yang berbelit-belit, “Jika ya katakan ya, jika tidak katakan tidak”. Pandangan
orang lain terhadap subjek yaitu subjek dinilai sebagai orang yang pemalu, asyik,
dan tidak sombong. Subjek juga dinilai tidak memilih dalam berteman. Di sisi
lain, subjek memiliki kelebihan dalam menggambar dan juga kemampuan untuk
mengatur keuangan. Sedangkan kekurangan yang dimiliki subjek yaitu pelupa.
Menurut subjek, dirinya memiliki ciri khas mempunyai tahi lalat di sekitar wajahnya.
Menurut subjek, hal inilah yang membedakan subjek dengan orang lain. Selain
itu, subjek juga memiliki cita-cita untuk menjadi seorang psikolog yang sukses,
membahagiakan semua orang, dan memiliki jodoh yang takut akan Tuhan. Subjek memiliki
motto dalam hidupnya yaitu “Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena
engkau muda, tetapi jadilah teladan bagi orang-orang. Percaya dalam
perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu,dalam kesucianmu, dan dalam
kesetiaanmu.”
Dalam bidang
akademik subjek sempat mendapat ranking 6 pada saat kelas 6 SD. Saat kelulusan
SD, subjek mendapatkan juara umum pertama. Menginjak bangku SMP subjek mendapat
ranking 4 di kelas 2 dan 3 SMP. Selain itu, prestasi subjek pada saat SMP yaitu
juara 1 lomba Palang Merah Remaja dan juga juara 2 lomba paduan suara antar SMP
se-kota Palu. Di bangku SMA prestasi
subjek cenderung biasa saja. Subjek juga pernah mengikuti tes inteligensi, akan
tetapi subjek lupa akan hasil yang diperolehnya. Pada saat ini subjek sedang
menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi Swasta. Subjek memilih jurusan
Psikologi. Alasan subjek memilih jurusan tersebut, karena subjek menyukai dan
memang bercita-cita menjadi seorang psikolog.
Dalam menjalani pendidikan di perguruan tinggi subjek menyukai mata kuliah
psikologi komunikasi dan biopsikologi. Alasannya karena subjek memang menyukai
kedua mata kuliah tersebut dan ditambah lagi dengan kepribadian dosen yang
ramah. Sedangkan subjek mengalami kesulitan pada mata kuliah statistika. Pada
mata kuliah ini, subjek menyadari bahwa dirinya tidak menyukai dosen yang
bersangkutan. Subjek juga mengalami kesulitan ketika dirinya merasa mengantuk.
Di dalam
mengawali mengerjakan tugas, subjek sering membuat rencana terlebih dahulu. Subjek
juga mampu bekerja di bawah tekanan. Daya tahan kerja subjek juga cenderung
baik. Di dalam menyelesaikan sebuah masalah, subjek sering berfikir terlebih
dahulu dan kemudian tidur. Subjek baru memulai memikirkan lagi ketika
terbangun.
Subjek memiliki
anggota keluarga yang masih lengkap. Hubungan subjek dengan keluarganya
sangatlah dekat. Peran subjek di dalam keluarganya cukup aktif. Subjek menjalin
relasi paling dekat dengan neneknya. Alasan subjek karena sejak masih kecil,
subjek tinggal bersama neneknya, dan jauh dari mama, papa, dan kakaknya.
Sehingga menurut subjek, neneknya lebih bisa mengerti keadaan subjek. Subjek
memiliki anggapan bahwa ayahnya adalah orang yang peduli. Subjek juga menilai
ibunya sebagai orang yang luar biasa dan tidak bisa diungkapkan dengan
kata-kata. Menurut subjek, ibunya adalah orang yang sangat spesial dan
pengertian terhadap subjek. Sedangkan menurut subjek, kakak subjek adalah orang
yang cerewet, suka mengatur, tetapi sangat perhatian. Subjek memiliki
pengalaman yang unik bersama dengan keluarganya ketika berkumpul lagi di kota
Manado, dan saling bercerita tentang
masa kecil yang membuat tertawa bersama. Harapan subjek terhadap keluarganya
adalah bisa bersatu kembali.
Dalam berelasi
dengan orang lain, subjek menilai temannya baik, perhatian, rame, lucu, dan
asik. Tetapi terkadang subjek merasa bahwa temannya sering moody. Subjek menjalin relasi yang dekat dengan Chia, Ibon, Ines,
Tya, Melky, dan Edwin. Subjek juga merasa bahwa teman-temannya tersebut nyambung dan nyaman. Subjek juga
menambahkan bahwa Chia adalah teman subjek saat kecil, sedangkan Edwin adalah
mantan pacar subjek yang paling dekat. Menurut subjek masalah yang sering
dialami subjek pada saat berelasi dengan orang lain adalah miss understanding atau kesalahpahaman. Subjek menyelesaikan
masalah tersebut dengan cara langsung diajak berbicara baik-baik dan
menjelaskan secara perlahan. Subjek menambahkan walaupun bersalah ataupun tidak
bersalah subjek tetap meminta maaf kepada temannya. Menurut subjek, cara paling
efektif menjaga hubungannya dengan orang lain adalah tidak boleh lost contact.
Relasi
subjek dengan lawan jenis cukup baik. Selain itu, subjek juga mengikuti
kegiatan komunitas mahasiswa kristen Sulawesi. Subjek merasa bahwa relasi
dengan orang lain sangat perlu untuk dilakukan.
D.
OBSERVASI
UMUM
1.
Tampilan
Fisik
Pada
saat wawancara, subjek terlihat mengenakan celana jeans berwarna abu-abu, baju berwarna orange, dan blazer berwarna
hitam. Subjek juga terlihat mengenakan jam tangan di tangan kirinya, tas ransel
berwarna coklat, dan sepatu berwarna coklat. Subjek terlihat lelah setelah menjalani
perkuliahan di hari itu. Subjek juga menjelaskan kepada tester bahwa hari itu dirinya
melewati hari yang cukup panjang karena kuliah dari pagi sampai dengan pukul
16.00 sore.
2.
Tampilan
Psikologis
Pada saat
wawancara berlangsung, subjek terlihat cukup antusias dan bersemangat terhadap
beberapa pertanyaan tester. Hal ini dapat dilihat dari pandangan mata subjek
yang tidak mudah teralihkan oleh gangguan dari luar. Subjek juga terlihat cukup
nyaman dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dari tester. Hal ini terlihat dari cara
berbicara yang jelas dan lantang, dan juga selalu memberikan penjelasan dari setiap
argumen yang dikatakannya.
BAB II
HASIL TES GRAFIS
A.
BAUM
1.
Tabel
Hasil Tes
ASPEK GAMBAR
|
DESKRIPSI
|
INDIKASI
|
|
A.
KESAN
UMUM
|
|||
1. Kualitas
garis
|
Tebal-tipis
|
Inkonsistensi
|
|
2. Lokasi
/ posisi gambar
|
Cenderung di tengah
|
-
Mudah
mengadaptasi hal-hal yang nyata.
-
Adanya
kesadaran individual, obyektif.
- Mendasarkan
pada hal empiris.
|
|
3. Ukuran
gambar
|
Besar
|
Percaya
diri
|
|
4. Penyelesaian
|
Penekanan
pada batang.
Banyak
terdapat bunga pada bagian mahkota.
Terdapat
banyak bunga dan daun berjatuhan.
|
- Tertarik
pada hal-hal yang nyata.
- Perasaan
/ emosinya mudah bergerak.
- Sensitif.
- Ingin
diperhatikan.
- Superego
berkuasa.
- Penuh
ide-ide
- Fantasi
- Inteligensi
dan cita-cita baik tapi kurang efektif.
|
|
5. Lain-lain
· Urutan
menggambar
· Kebersihan
· Kerapian
|
Batang,
akar, daun.
Gambar
bersih
Gambar
rapi
|
- Normal
- Mantap
dalam melakukan sesuatu, tidak ragu-ragu.
- Pengendalian
diri baik.
|
|
B.
Bagian
|
|||
1. Akar
|
Tidak
digambar
|
- Normal.
|
|
2. Stembasis
|
Kiri dan kanan lebar
|
-
Hambatan dalam perkembangan.
-
Kesukaran belajar.
-
Pelan tapi pasti.
|
|
3. Batang
|
-
Menonjol
-
Batang berbelok-belok.
-
Shadow kanan dan kiri.
|
- Trauma
atau kesukaran yang diraskaan benar-benar.
- Biasanya
sesudah sakit atau kecelakaan berat.
- Dinamis.
- Berpegang
teguh pada prinsip.
- Mempunyai
sifat malu-malu.
- Mudah
melamun.
- Cenderung
introvert.
- Ingin
mengeluarkan perasaan.
- Kemampuan
kontak baik.
- Penyesuaian
diri baik.
|
|
4. Dahan
|
- Dahan
yang tersebar.
|
- Mempunyai
kemampuan mensinkronisasikan masa lalu dengan masa yang akan datang.
- Mudah
menyesuaikan diri pada lingkungan.
|
|
5. Mahkota
|
- Daun
yang nyata. Daun baik (positif)
- Digambar
bunga-bunga.
|
- Berbakat
dekoratif.
- Senang
hal yang lahiriah.
- Butuh
pengakuan (menarik perhatian orang).
- Narsisme.
- Mengagumi
diri sendiri.
- Ingin
pengakuan.
|
|
6. Objek
tambahan
|
- Digambar
rumput.
- Daun
berguguran.
|
- Kurang
percaya diri.
- Tergantung.
- Sifat
putus asa dan depresif.
- Mudah
tersinggung.
- Kurang
tabah.
|
|
2.
Hasil
Observasi BAUM
Tes dilakukan pada hari Jumat tanggal 25 Oktober 2013 pukul 15.40
WIB hingga pukul 16.00 WIB. Subjek mulai menggambar batang terlebih dahulu, dan
terakhir daun. Subjek juga terlihat sangat cepat dalam menyelesaikan gambarnya.
Subjek melakukan pengulangan garis ketika menggambar bagian batang pohonnya. Selain
itu, ketika menggambar pohon subjek tidak meminta penghapus kepada tester.
Subjek kembali melakukan pengulangan garis ketika menggambar bagian ranting
dari pohonnya. Dalam menggambar pohon, subjek terlihat cukup tekun. Hal ini
dapat dilihat dari ketahanan subjek untuk menyelesaikan gambarnya tanpa
berhenti. Subjek menyelesaikan gambarnya dalam waktu sekitar 20 menit.
3.
Kesimpulan
tes BAUM
Berdasarkan hasil tes, subjek diduga memiliki tingkat
intelektualitas yang baik. Subjek diduga mampu untuk mengadaptasi hal-hal yang
nyata. Subjek juga diduga memiliki kesadaran individual dan obyektif. Selain
itu, subjek juga memiliki cita-cita yang baik walaupun terkadang kurang efektif.
Kelebihan lain yang mungkin dimiliki
subjek adalah adanya rasa percaya diri. Hal ini diduga berpengaruh pada
kemantapan subjek dalam melakukan sesuatu. Selain itu, subjek juga memiliki
pengendalian diri yang baik. Hal ini dapat dilihat dari sikap subjek yang pelan
tapi pasti. Subjek juga diduga merupakan seorang yang berpegang teguh pada
prinsip. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh dominansi superego yang dimiliki
subjek.
Dalam kehidupan sehari-hari subjek diduga merupakan seorang yang introvert. Selain itu, subjek juga
diduga memiliki sifat putus asa dan depresif. Ada kemungkinan hal ini
disebabkan karena adanya hambatan perasaan yang dialami subjek karena trauma.
Di sisi lain subjek diduga memiliki sifat sensitif. Hal ini kemungkinan
berpengaruh pada kecenderungan subjek untuk tergantung pada orang lain, mudah
tersinggung, dan mengagumi diri sendiri.
Dalam bergaul dengan orang lain subjek cenderung mudah menyesuaikan diri tapi juga
mudah terpengaruh. Ada dugaan bahwa subjek memiliki pergaulan yang
lincah dan dinamis, tetapi ada tendensi kekanak-kanakan. Hal ini dikarenakan subjek
memiliki kecenderungan untuk narsistik dan tergantung kepada orang lain. Selain
itu dalam berhubungan dengan orang lain, subjek juga diduga memiliki
kecenderungan mudah tersinggung, kurang tabah, dan kurang tekun.
B.
DAP
1.
Tabel
Hasil Tes
ASPEK
GAMBAR
|
DESKRIPSI
|
INDIKASI
|
A.
KESAN
UMUM
|
||
1. Kualitas
garis
|
Sedang
|
-
Normal
|
2. Jenis
kelamin
|
Perempuan,
sama dengan subjek
|
-
Normal
|
3. Ukuran
gambar
|
Sedang
|
-
Normal
|
4. Lokasi
gambar
|
Bawah – kiri
|
-
Berpikir pada hal-hal konkret.
-
Depresif.
-
Orientasi masa lalu.
|
5. Penekanan
gambar
|
Rambut dan baju
|
-
Ingin menonjolkan diri.
-
Infantil dan kemunduran dorongan
seksual.
-
Kompulsif.
|
6. Lain-lain
· Kerapian
· Kebersihan
· Usia
· Gambar
secara keseluruhan
|
Rapi
Sedikit kotor, ada
bekas hapusan gambar sebelumnya.
Sama dengan usia
subjek.
Gambar tidak lengkap.
|
Pengendalian
diri baik
-
Ragu-ragu
-
Kurang percaya diri
Orientasi
saat ini.
-
Depresif.
-
Tidak mengakui kenyataan.
|
B.
BAGIAN
|
||
1. Kepala
|
Kepala
digambar proporsional
|
Normal
|
2. Mata
|
Tidak melihat
|
-
Kekanak-kanakan.
-
Tergantung.
-
Biasa untuk anak-anak yang masih
muda.
|
3. Dagu
|
Terdapat penekanan
|
- Ketergantungan
pada jenis lain.
- Menganggap
kelamin lain lebih kuat.
|
4. Telinga
|
Tidak digambar
|
-
Normal
|
5. Hidung
|
Hidung terputus
|
-
Melankolia involusional.
|
6. Mulut
|
Terbuka
|
-
Cenderung oral erotis.
-
Cenderung dependen.
|
7. Rambut
|
Ditekankan
|
-
Infantil dan kemunduran dorongan
seks.
-
Sensualitas kebutuhan seksualitas.
|
8. Alis
|
Tebal
|
-
Tidak terhambat
-
Wajar
|
9. Tubuh
|
Ditutupi
pakaian
|
-
Simbol dari individu yang
ditunjukkan keluar.
|
10. Leher
|
Menghilangkan pangkal leher
|
-
Sering membiarkan
dorongan-dorangan dengan kontrol yang tidak cermat.
|
11. Bahu
|
Pundak
sering dihapus dan diulang
|
-
Kurang yakin pada kemampuan dan
perkembangan dirinya.
|
12. Lengan
|
Lengan yang sangat panjang
|
-
Ambisi dan mencari kompensasi
dari perasaan tidak pasti.
|
13. Tangan
dan jari
|
Tidak
digambar
|
-
Kesukaran dalam hubungan
interpersonal.
|
14. Paha
|
Tidak
digambar
|
-
Perasaan tertekan &
tergantung yang bersifat patologis.
-
Tidak mampu.
-
Kesulitan dalam menanggapi adanya
dorongan seksual.
|
15. Kaki
|
Kaki
yang dihilangkan
|
-
Perasaan tidak mampu.
-
Sakit-sakitan.
-
Tertekan.
|
16. Objek
tambahan
|
Rambut
dan kepala ditekankan.
Digambar
kalung salib.
|
-
Super ego mendominasi.
-
Butuh pengakuan.
-
Melambangkan religiusitas.
|
2.
Hasil
Observasi DAP
Tes dilakukan hari Jumat tanggal 25 Oktober 2013 pukul 16.05 WIB
hingga pukul 16.23 WIB. Subjek mulai menggambar dari badan, bahu, lengan, dan
kemudian kepala. Subjek tidak menggambarkan tangan, jari, dan bagian kaki. Subjek
menggunakan penghapus yang disediakan tester di depan subjek. Subjek menghapus pada
bagian bahu dan lengan berulang kali. Pada bagian badan, subjek memberikan
penekanan pada motif baju yang digambarnya. Subjek sangat menikmati aktivitas
menggambar tersebut dan tidak banyak bertanya ketika diberikan instruksi tes.
Subjek menggambar dalam waktu sekitar 15 menit.
3.
Kesimpulan
tes DAP
Berdasarkan hasil tes, subjek diduga merupakan seorang yang
berpikir pada hal-hal konkret. Subjek juga diduga memiliki keinginan untuk
menonjolkan dirinya. Selain itu, subjek diduga memiliki pengendalian diri yang
baik dan berorientasi saat ini. Akan tetapi subjek mempunyai kecenderungan
untuk tidak mengakui kenyataan. Hal ini diduga berpengaruh pada kecenderungan
subjek untuk menganggap jenis kelamin lain lebih kuat. Selain itu, subjek
diduga memiliki bakat dekoratif yang baik. Di sisi lain, subjek memiliki
kecenderungan didominasi oleh superego. Hal ini diduga berpengaruh pada
religiusitas subjek yang cukup baik.
Dalam
kehidupan sehari-hari subjek diduga adalah seorang yang cenderung depresif. Ada
dugaan bahwa subjek sering merasa tertekan dalam menjalani aktivitasnya. Subjek
juga diduga sering merasa tidak mampu ketika melakukan suatu hal. Selain itu
subjek juga diduga memiliki emosi yang melankolia involusional. Artinya ada
dugaan bahwa subjek seringkali tenggelam dalam kondisi emosionalnya.
Dalam
berhubungan dengan orang lain subjek diduga memiliki kecenderungan untuk
dependen atau bergantung pada orang lain. Hal ini diduga menyebabkan subjek
kurang yakin pada kemampuan dan perkembangan dirinya sendiri. Selain itu,
diduga subjek juga memiliki kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan dari orang
lain. Hal ini nampak dari kecenderungan subjek untuk bersikap narsistik atau
mengagumi diri sendiri ketika berhubungan dengan orang lain.
C.
HTP
1.
Tabel
Hasil Tes
ASPEK GAMBAR
|
DESKRIPSI
|
INDIKASI
|
||
A.
KESAN
UMUM
|
||||
1. Kualitas
garis
|
Sedang
|
Normal
|
||
2. Ukuran
gambar
|
Penuh
|
- Mendominasi.
|
||
3. Proporsi
|
Proporsional
|
-
Kecerdasan baik.
-
Emosi dan peranan dalam keluarga
baik.
|
||
4. Komposisi
|
Baik
|
-
Harmonisasi dalam keluarga baik.
|
||
5. Lain-lain
· Posisi
· Penyelesaian
· Hal-hal
yang menonjol
|
Orang cenderung bersantai
di halaman rumah, lebih dekat dengan pohon.
Rumah dan pohon
digambar dengan baik.
Orang berada di luar
pagar.
|
-
Kecenderungan menyibukkan diri
diluar keluarganya.
-
Hubungan lebih dekat dengan figur
ayah.
-
Menganggap peran ibu dan ayah
baik.
Merasa ditolak oleh
keluarganya.
|
||
B.
BAGIAN
|
||||
1. Gambar
rumah
|
-
Bagus & detail
-
Pagar tertutup
-
Jendela dan pintu tertutup
-
Jumlah satu
|
-
Ibu berperan dengan baik.
-
Persepsi anak terhadap ibu baik
(positif).
Disiplin.
Tertutup
terhadap dunia luar.
Peran
ibu jelas.
|
||
2. Gambar
pohon
|
-
Dahan yang digambar ke kanan
semua.
-
Jumlah satu.
|
- Religius
sangat mempengaruhi dirinya.
- Nalurinya
peka dan ditujukan kepada hal-hal yang religius.
- Peran
ayah jelas.
|
||
3. Gambar
orang
|
-
Orang bersantai di halaman.
-
Jumlah satu
|
Keinginan
untuk meninggalkan kegiatan-kegiatan dari keluarganya.
Peran
diri sendiri jelas.
|
||
2.
Hasil
Observasi HTP
Tes dilakukan
hari Jumat tanggal 25 Oktober 2013 pukul 16.24 WIB hingga pukul 16.50 WIB.
Subjek mulai menggambar pohon, bunga, rumah, lalu orang yang bersantai pada
sebuah kursi. Subjek juga terlihat menggunakan penghapus yang disediakan tester
di depan subjek. Subjek menghapus pada bagian pagar. Selain itu, subjek juga
terlihat seringkali membalik-balikkan posisi kertasnya. Subjek terlihat sangat
santai dalam menggambar, hal ini tampak dari perilaku subjek yang tidak banyak
bergerak dan gerak tubuhnya santai.. Subjek menggambar dalam waktu sekitar 26 menit.
3.
Kesimpulan
tes HTP
Subjek diduga
memiliki kecerdasan yang cukup baik. Peran diri subjek sendiri dalam keluarga
diduga cukup jelas.
Dalam kehidupan
sehari-hari subjek terdapat dugaan bahwa subjek memiliki emosi yang baik.
Selain itu subjek juga diduga memiliki peranan yang baik dalam keluarga.
Dalam hal
berelasi dengan orang lain subjek cenderung tertutup terhadap dunia luar.
Subjek diduga adalah seorang tidak mudah membuka diri pada orang lain.
Harmonisasi
keluarga subjek diduga baik. Persepsi anak terhadap ibu baik dan peran ibu
jelas. Diduga pula kedisiplinan di keluarga subjek cukup baik sehingga anak sadar
akan hak dan kewajibannya. Peran ayah juga diduga cukup jelas. Subjek diduga
juga mempunyai hubungan yang lebih baik dengan ayahnya. Selain itu, anak juga
diduga memiliki religiusitas yang sangat mempengaruhi dirinya. Muncul juga
dugaan bahwa subjek memiliki keinginan untuk meninggalkan kegiatan-kegiatan
dari keluarganya.
D.
KESIMPULAN
UMUM TES GRAFIS
Subjek diduga adalah seorang yang memiliki tingkat intelektualitas
yang baik. Subjek juga memiliki kecenderungan untuk mampu mengadaptasi hal-hal
yang nyata. Subjek juga diduga memiliki kesadaran individual dan obyektif.
Selain itu, subjek juga memiliki cita-cita yang baik walaupun terkadang kurang
efektif. Kelebihan lain yang diduga
dimiliki subjek adalah adanya rasa percaya diri. Hal ini diduga berpengaruh
pada kemantapan subjek dalam melakukan sesuatu. Selain itu, subjek juga
memiliki pengendalian diri yang baik. Hal ini dapat dilihat dari sikap subjek
yang pelan tapi pasti. Subjek juga diduga merupakan seorang yang berpegang
teguh pada prinsip. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh dominansi superego
yang dimiliki subjek. Di sisi lain, dominansi superego subjek diduga juga
berpengaruh pada religiusitas subjek yang cukup baik. Subjek juga diduga
memiliki keinginan untuk menonjolkan dirinya. Selain itu, subjek diduga
memiliki orientasi saat ini. Akan tetapi subjek mempunyai kecenderungan untuk
tidak mengakui kenyataan. Hal ini diduga berpengaruh pada kecenderungan subjek
untuk menganggap jenis kelamin lain lebih kuat. Selain itu, subjek diduga
memiliki bakat dekoratif yang baik.
Dalam kehidupan sehari-hari subjek diduga merupakan seorang yang introvert. Selain itu, subjek juga
diduga memiliki sifat putus asa dan depresif. Ada kemungkinan hal ini
disebabkan karena adanya hambatan perasaan yang dialami subjek karena trauma.
Di sisi lain subjek diduga memiliki sifat sensitif. Hal ini kemungkinan
berpengaruh pada kecenderungan subjek untuk mudah tersinggung, tertekan, dan
mengagumi diri sendiri. Subjek juga diduga sering merasa tidak mampu ketika
melakukan suatu hal. Selain itu subjek juga diduga memiliki emosi yang
melankolia involusional. Artinya ada dugaan bahwa subjek seringkali tenggelam
dalam kondisi emosionalnya.
Dalam bergaul dengan orang lain subjek cenderung mudah menyesuaikan diri tapi juga
mudah terpengaruh. Ada dugaan bahwa subjek memiliki pergaulan yang
lincah dan dinamis, tetapi ada tendensi kekanak-kanakan. Hal ini dikarenakan subjek
memiliki kecenderungan untuk narsistik dan tergantung kepada orang lain. Selain
itu dalam berhubungan dengan orang lain, subjek juga diduga memiliki
kecenderungan mudah tersinggung, kurang tabah, dan kurang tekun. Subjek juga diduga
memiliki sikap kurang yakin pada kemampuan dan perkembangan dirinya sendiri.
Selain itu, diduga subjek juga memiliki kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan
dari orang lain.
Keluarga
subjek diduga harmonis. Persepsi anak terhadap ibu baik dan peran ibu jelas.
Diduga pula kedisiplinan di keluarga subjek cukup baik, sehingga anak sadar
akan hak dan kewajibannya. Peran ayah juga diduga cukup jelas. Subjek diduga
juga mempunyai hubungan yang lebih baik dengan ayahnya. Selain itu, subjek juga
diduga memiliki religiusitas yang sangat mempengaruhi dirinya. Muncul juga
dugaan bahwa subjek memiliki keinginan untuk meninggalkan kegiatan-kegiatan
dari keluarganya.
BAB III
HASIL TES WARTEGG
- PROFIL
Berdasarkan profil hasil tes Wartegg subjek, menunjukkan
bahwa aspek yang paling tinggi dalam diri subjek adalah activity. Aspek yang juga cukup tinggi pada diri subjek yaitu imagination. Selanjutnya aspek dalam
diri subjek yang lemah adalah emotion
dan yang paling lemah yaitu intellect.
Dalam aspek emotion, subjek cenderung memiliki
emotion yang open, yang berarti
subjek adalah seseorang ekstravert. Hal ini terlihat dari sikap subjek yang
memiliki orientasi ke dunia luar dan mudah berelasi sosial. Hal ini disebabkan
oleh subjek yang ramah, periang, dan easy-going
sehingga mudah menyesuaikan diri. Dengan
demikian subjek merasa bebas dari tekanan dan mampu memperhatikan dengan luas.
Namun ada kecenderungan pula subjek untuk menjadi fluktuatif dan kurang mendalam
secara afeksional dalam berelasi dengan sosial.
Subjek cenderung memiliki imagination yang mengarah pada creative. Hal ini berarti subjek adalah
seseorang yang memiliki kontak yang longgar dengan realita. Namun di sisi lain,
subjek memandang bahwa dengan beraktifitas, subjek akan memiliki nilai yang
lebih.
Pada aspek intellect, subjek cenderung memiliki intellect yang speculative, yang berarti subjek adalah pribadi yang mampu untuk
berpikir abstrak atau teoritis. Selain itu, subjek memiliki orientasi pada prinsip-prinsip
fakta dan penjelasan dari hal yang tampak. Subjek juga memiliki kemampuan untuk
memahami teori-teori.
Dalam aspek activity, subjek cenderung memiliki activity yang controlled. Hal ini berarti subjek adalah seseorang memiliki
perhatian terkonsentrasi. Subjek akan merencanakan terlebih dahulu sebelum
bertindak dan merenungkan sesudahnya. Hal ini membuat subjek bertindak dengan
hati-hati dan mengontrol perilakunya. Karena dikontrol, maka keputusan subjek
menjadi tepat. Perilaku subjek juga cenderung konsisten dan seragam. Namun di
sisi lain ada dugaan perilaku subjek menjadi terbatas.
- ANALISIS PROFIL
Dalam aspek activity,
subjek cenderung memiliki activity
yang mengarah pada sifat controlled.
Hal ini disumbang paling besar oleh kriteria carefulness, yang berarti subjek adalah seorang yang ingin serba
sempurna. Hal ini diduga karena adanya sikap semangat, teliti, dan hati-hati
dari subjek. Namun di sisi lain ada kemungkinan juga subjek untuk menjadi
kompulsif dan kurang toleran.
Kecenderungan aspek emotion yang mengarah pada sifat open disumbang paling besar oleh
kriteria curve. Hal ini berarti
subjek adalah seseorang yang memiliki kemampuan sosial yang baik. Hal ini
dikarenakan subjek mampu menyesuaikan diri dengan baik dan subjek memiliki
fleksibilitas. Subjek juga seseorang yang menekankan pada emosionalitas dalam
berelasi dengan orang lain.
Dalam aspek imagination, subjek cenderung memiliki imagination yang mengarah pada sifat creative. Sifat ini disumbang paling besar oleh kriteria originality. Hal ini berarti subjek memiliki
kemampuan yang serba bisa dan kreatif. Hal ini juga dipengaruhi oleh kekayaan
intelektualitas yang dimiliki subjek.
Kecenderungan aspek intellect yang mengarah pada sifat speculative disumbang paling besar oleh
kriteria organization. Hal ini
berarti subjek merupakan seorang yang memiliki kapasitas intelegensi untuk
perencanaan yang logis.
- INTERPRETASI NON SCORED CRITERIA
1.
Garis: Kontinuitas, Intensitas, dan Pengulangan Garis
Dalam melengkapi gambar untuk
stimulus di tes Wartegg, subjek cenderung menggunakan garis lurus daripada
garis lengkung. Garis lurus yang tampak disertai dengan form level yang tinggi.
Hal ini menunjukkan bahwa subjek memiliki kecenderunagn ke arah kompulsif dan
ketidakluwesan. Selain itu, intensitas dalam gambar subjek cenderung lunak
dengan form level yang tinggi. Hal
ini menunjukkan bahwa subjek mampu untuk menggunakan energi dasarnya secara
produktif. Selain itu, dapat dilihat bahwa tingkat intelektual dan kekuatan
kendali yang dimiliki subjek juga bekerja secara positif, yakni dalam arti
mendisiplinkan bukan menghambat. Selain itu, garis dalam gambar subjek
menunjukkan adanya kontinuitas dengan form
level yang tinggi. Hal ini menunjukkan
bahwa subjek memiliki koordinasi psikomotor yang sangat baik. Hal ini karena
kendali perhatian subjek juga mudah dan efektif. Sehingga subjek menjadi tidak
terhambat. Intensitas garis gambar subjek termasuk intensitas lunak. Hal ini
terlihat pada hampir semua gambar subjek.
2.
Komposisi Konteks dan Isolasi
Berdasarkan gambar tes
Wartegg subjek, dapat dilihat bahwa subjek cenderung mengarah pada komposisi
isolasi. Sebagian besar stimulus yang digambar subjek cenderung digambar
sendiri, tanpa unsur-unsur lain di sekelilingnya yang mampu memberikan realitas
pada gambar yang dibuat. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan subjek dengan dunia
luar terbatas pada hal-hal yang sempit. Hal ini karena subjek diduga kurang
mampu melihat keberagaman dan warna realitas. Selain itu ada dugaan subjek
kurang menerima kehangatan dan kegairahan yang ditawarkan oleh kehidupan. Namun
di sisi lain subjek mungkin saja bersikap apa adanya, mampu untuk
berkonsentrasi sehingga melihat sesuatu dengan jelas dan sederhana. Selain itu
subjek juga diduga merupakan seorang yang tidak rewel, namun diduga cenderung
tidak peduli pada hal sepele, dan tidak sentimen terhadap hal konvensional.
3.
Variasi Konten Gambar
Dari
delapan stimulus yang digambar oleh subjek menunjukkan bahwa gambar yang dibuat
subjek memiliki variasi kurang beragam. Pada gambar subjek, dapat dilihat
beberapa gambar seperti gambar permainan lompat-lompat, gambar orang, dan
gambar balon. Selain itu terdapat pula gambar lampu, gambar orang sedang
mengantri menyaksikan sirkus, gambar orang sedang bermain tembak-tembak, gambar
petunjuk jalan, serta gambar pelangi. Banyak gambar manusia yang digambar
subjek. Kurangnya variasi yang ditunjukkan dalam gambar yang dibuat subjek
mengindikasikan bahwa subjek memiliki intelektualitas yang kurang fleksibel.
Minat subjek juga kurang beragam. Hal ini membuat subjek menjadi kurang mudah
berekspresi dan tidak senang berkreasi dan didukung pula oleh emosi dan
kemampuan beradaptasi subjek yang kurang fleksibel.
- INTERPRETASI LAIN – LAIN
1.
Arti Gambar
a. Gambar
stimulus 1 mempunyai judul : Permainan lompat-lompat
b. Gambar
stimulus 2 mempunyai judul : Orang
c. Gambar
stimulus 3 mempunyai judul : Balon
d. Gambar
stimulus 4 mempunyai judul : Lampu penerang
e. Gambar
stimulus 5 mempunyai judul : Lagi antri menyaksikan sirkus
f. Gambar
stimulus 6 mempunyai judul : Lagi bermain tembak-tembak
g. Gambar
stimulus 7 mempunyai judul : Petunjuk jalan
h. Gambar
stimulus 8 mempunyai judul : Pelangi
2.
Keunikan Keseluruhan
Dari delapan stimulus yang
direspon, subjek memiliki keunikan melakukan respon yang cukup hati-hati. Dapat
dilihat dalam setiap gambar bahwa subjek membuat detail gambar yang cukup
banyak. Hal ini menunjukkan bahwa subjek memiliki koordinasi psikomotor yang
baik dan perhatian yang terjaga. Hal lain yang dapat dilihat dari kehati-hatian
tersebut adalah subjek memiliki sifat yang teliti, semangat, terpercaya, dan
waspada. Selain itu subjek juga memiliki tingkat aspirasi yang tinggi,
penghargaan terhadap kualitas, rasa kompetisi yang sehat, dan perkembangan
fungsi kontrol yang baik. Akan tetapi di sisi lain, subjek memiliki
kecenderungan untuk terlalu hati-hati, kompulsif, ingin serba sempurna, dan
tidak toleran.
3.
Urutan Pengerjaan
Dalam mengerjakan tes Wartegg,
subjek memulai gambarnya dengan melengkapi stimulus pada nomor delapan.
Selanjutnya subjek memilih melengkapi gambar pada stimulus nomor tiga, dua, lima,
enam, empat, dan satu. Subjek memilih melengkapi gambar pada stimulus nomor tujuh
sebagai gambar terakhirnya. Pada tes ini, subjek melengkapi gambar yang
diberikan secara tidak berurutan dan tidak mengikuti urutan-urutan kotak yang
tersedia karena dibebaskan untuk menentukan mana kotak yang dikerjakan terlebih
dahulu. Hal ini menunjukkan bahwa subjek adalah orang yang luwes dan fleksibel.
4.
Waktu Pengerjaan
Pelaksanaan tes Wartegg
dimulai pada pukul 16.52 WIB. Subjek membutuhkan waktu 16 menit untuk
menyelesaikan gambarnya. Tes berakhir pada pukul 17.08 WIB. Dalam menggambar,
subjek seringkali kali melakukan hapusan. Subjek juga cenderung terdiam lebih
dahulu sebelum menggambar sesuatu. Waktu yang dibutuhkan subjek dalam
menggambar juga relatif cepat. Hasil gambar subjek secara keseluruhan juga baik.
Hal ini menunjukkan bahwa subjek memiliki vitalitas, spontanitas, kekayaan
emosional dan kemampuan untuk mengekspresikan yang baik.
- INTERPRETASI SDR
Dari hasil SDR yang diperoleh
subjek, kualitas stimulus yang dimiliki subjek tidak bisa ditentukan. Hal ini
disebabkan karena jumlah afinitas dan insensibilitas yang dimiliki subjek
seimbang. Hal ini dapat dilihat dari afinitas stimulus sederhana, stimulus lurus,
stimulus lengkung, stimulus dinamis, dan stimulus statis. Sedangkan
insensibilitas subjek terhadap kualitas stimulus dapat dilihat pada stimulus organik,
stimulus kompleks, stimulus lepas, stimulus kecil, dan stimulus besar. Subjek juga memiliki kualitas stimulus
yang menunjukkan afinitas serta insensibilitas yaitu pada stimulus mekanik dan
stimulus orientasi.
Pada kategori afinitas, kualitas stimulus subjek
dapat dilihat melalui stimulus sederhana. Hal ini menunjukkan bahwa subjek
memiliki sikap santai yang alami. Hal ini berpengaruh pada
kecerahan pikiran yang juga dimiliki subjek. Kualitas
stimulus afinitas berikutnya ditunjukkan melalui stimulus lurus yang berarti
subjek memiliki predominansi fungsi-fungsi intelektual dan kehendak.
Hal ini berpengaruh pada keteguhan dan kesungguhan subjek dalam mengerjakan
suatu tugas. Kualitas stimulus lengkung juga mengarah pada afinitas yang
berarti subjek termasuk orang yang memiliki afektifitas, kesimpatikan, dan juga
keluwesan yang baik. Hal ini berpengaruh pada kelancaran subjek dalam hubungan
dengan kehidupannya. Stimulus
berikutnya yang menunjukkan kualitas afinitas adalah stimulus dinamis yang
berarti subjek memiliki kewaspadaan, ambisi, dan sikap kompetitif. Tetapi di
sisi lain, subjek juga memiliki kecenderungan untuk nekad dan memiliki tendensi
untuk menguasai. Stimulus berikutnya yang menunjukkan kualitas afinitas adalah
stimulus statis yang berarti subjek memiliki konsistensi dalam menjalani
aktivitasnya. Hal ini berpengaruh pada afinitas subjek pada realitas nyata.
Kualitas stimulus organik
yang diperoleh subjek merupakan kategori insensibilitas. Hal ini menunjukkan
bahwa subjek
memiliki defisiensi emosional yang rendah. Hal ini berpengaruh pada sikap
subjek untuk menjauhi kehidupan. Hal ini
juga sejalan dengan kualitas stimulus kompleks yang mengarah pada
insensibilitas yang berarti subjek adalah seorang yang memiliki aktivitas yang
rendah. Hal ini membuat subjek kehilangan dinamisme yang sebenarnya ada dalam
dirinya. Kualitas stimulus lepas yang diperoleh subjek juga merupakan kategori
insensibilitas. Hal ini menunjukkan bahwa subjek memiliki keterbatasan dan
kekakuan dalam dirinya. Stimulus berikutnya yang menunjukkan kualitas
insensibilitas adalah stimulus kecil. Hal ini menunjukkan bahwa subjek memiliki
sikap bebal. Hal ini berpengaruh pada tindakan subjek yang cenderung
serampangan dan keengganan subjek pada sesuatu yang remeh. Selain itu, subjek
juga memiliki ketidakmampuan dalam pengamatan. Kualitas stimulus besar juga
masuk dalam kategori insensibilitas. Hal ini menunjukkan bahwa subjek memiliki
indikator problem. Hal ini berpengaruh pada hambatan subjek dalam
perkembangannya. Hal tersebut disebabkan karena subjek seringkali merepresi
permasalahannya.
Dalam kategori afinitas serta insensibilitas, kualitas stimulus
subjek dapat dilihat melalui stimulus mekanik dan orientasi. Hal ini berarti subjek
adalah orang yang lugu, memiliki dorongan vital yang kuat, memiliki keyakinan
diri, dan memiliki kobaran semangat. Selain itu, subjek juga menunjukkan
kepribadian yang maskulin. Namun di sisi lain, subjek juga mempunyai sikap
rewel yang tidak realistik. Hal inilah yang membuat subjek memiliki tendensi
emosional atau estetik yang berlebihan. Selain itu, subjek juga memiliki
asertivitas diri yang lemah. Hal ini nampak dari insensibilitas subjek.
BAB
IV
KESIMPULAN
TES GRAFIS DAN WARTEGG
Subjek diduga adalah seorang yang memiliki tingkat intelektualitas
yang baik. Subjek juga memiliki kecenderungan untuk mampu mengadaptasi hal-hal
yang nyata. Subjek juga diduga memiliki kesadaran individual dan obyektif.
Selain itu, subjek juga memiliki cita-cita yang baik walaupun terkadang kurang
efektif. Kelebihan lain yang diduga
dimiliki subjek adalah adanya rasa percaya diri. Hal ini diduga berpengaruh
pada kemantapan subjek dalam melakukan sesuatu. Selain itu, subjek juga
memiliki pengendalian diri yang baik. Hal ini dapat dilihat dari sikap subjek
yang pelan tapi pasti. Subjek juga diduga merupakan seorang yang berpegang
teguh pada prinsip. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh dominansi superego
yang dimiliki subjek. Di sisi lain, dominansi superego subjek diduga juga
berpengaruh pada religiusitas subjek yang cukup baik. Subjek juga diduga
memiliki keinginan untuk menonjolkan dirinya. Selain itu, subjek diduga
memiliki orientasi saat ini. Akan tetapi subjek mempunyai kecenderungan untuk
tidak mengakui kenyataan. Hal ini diduga berpengaruh pada kecenderungan subjek
untuk menganggap jenis kelamin lain lebih kuat. Selain itu, subjek diduga
memiliki bakat dekoratif yang baik. Ada juga dugaan bahwa subjek memiliki
kemampuan untuk berpikir abstrak atau teoritis. Hal ini diduga mempengaruhi
orientasi subjek pada prinsip-prinsip fakta dan penjelasan dari hal yang
tampak. Di sisi lain, subjek diduga memiliki perhatian terkonsentrasi. Subjek
diduga akan merencanakan terlebih dahulu sebelum bertindak dan merenungkan sesudahnya.
Hal ini diduga membuat subjek bertindak dengan hati-hati dan mengontrol
perilakunya. Ada juga dugaan bahwa subjek adalah seorang yang ingin serba
sempurna. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh sikap semangat, teliti, dan
hati-hati yang dimiliki subjek. Di sisi lain, ada kemungkinan juga bahwa subjek
bisa menjadi kompulsif dan kurang toleran. Dapat juga dilihat, bahwa subjek
diduga memiliki kemampuan yang serba bisa dan kreatif. Hal ini diduga
dipengaruhi oleh kekayaan intelektualitas yang dimiliki subjek. Selain itu,
subjek diduga merupakan seorang yang memiliki kapasitas intelegensi untuk
perencanaan yang logis. Dalam mengerjakan suatu tugas, subjek diduga memiliki
ketekunan yang cukup baik. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh tingkat
ketelitian, semangat, dan kehati-hatian tinggi yang dimiliki subjek. Ada juga
dugaan bahwa subjek memiliki keteguhan dan kesungguhan dalam mengerjakan tugas.
Selain itu, subjek diduga juga memiliki vitalitas, spontanitas, kekayaan
emosional, dan kemampuan untuk mengekspresikan yang baik. Di sisi lain, subjek
juga memiliki sikap santai yang alami. Hal ini berpengaruh pada kecerahan
pikiran yang diduga dimiliki subjek. Selain itu, diduga subjek juga memiliki
afektifitas, kesimpatikan, dan juga keluwesan yang baik. Hal ini berpengaruh
pada kelancaran subjek dalam hubungan dengan kehidupannya. Tetapi di sisi lain,
subjek diduga memiliki kewaspadaan, ambisi, dan sikap kompetitif. Hal ini
kemungkinan berpengaruh pada kecenderungan subjek untuk nekad dan tendensi
untuk menguasai.
Dalam kehidupan sehari-hari subjek diduga merupakan seorang yang introvert. Selain itu, subjek juga
diduga memiliki sifat putus asa dan depresif. Ada kemungkinan hal ini
disebabkan karena adanya hambatan perasaan yang dialami subjek karena trauma.
Di sisi lain subjek diduga memiliki sifat sensitif. Hal ini kemungkinan
berpengaruh pada kecenderungan subjek untuk mudah tersinggung, tertekan, dan
mengagumi diri sendiri. Subjek juga diduga sering merasa tidak mampu ketika
melakukan suatu hal. Selain itu subjek juga diduga memiliki emosi yang
melankolia involusional. Artinya ada dugaan bahwa subjek seringkali tenggelam
dalam kondisi emosionalnya. Subjek diduga juga memiliki defisiensi emosional
yang rendah. Hal ini diduga berpengaruh pada sikap subjek untuk menjauhi
kehidupan. Selain itu, diduga subjek juga memiliki keterbatasan dan kekakuan di
dalam dirinya. Subjek juga diduga memiliki sikap bebal. Hal ini berpengaruh
pada tindakan subjek yang cenderung serampangan dan enggan pada sesuatu yang
remeh. Subjek diduga juga memiliki hambatan dalam perkembangannya. Hal ini
diduga disebabkan karena subjek seringkali merepresi permasalahannya. Di sisi
lain, subjek diduga juga mempunyai sikap rewel dan tidak realistik. Hal ini diduga
menyebabkan subjek memiliki tendensi emosional atau estetik yang berlebihan.
Dalam bergaul dengan orang lain subjek cenderung mudah menyesuaikan diri tapi juga
mudah terpengaruh. Ada dugaan bahwa subjek memiliki pergaulan yang
lincah dan dinamis, tetapi ada tendensi kekanak-kanakan. Hal ini dikarenakan subjek
memiliki kecenderungan untuk narsistik dan tergantung kepada orang lain. Selain
itu dalam berhubungan dengan orang lain, subjek juga diduga memiliki
kecenderungan mudah tersinggung, kurang tabah, dan kurang tekun. Subjek juga
diduga memiliki sikap kurang yakin pada kemampuan dan perkembangan dirinya
sendiri. Selain itu, diduga subjek juga memiliki kebutuhan untuk mendapatkan
pengakuan dari orang lain. Subjek juga memiliki kecenderungan untuk menjadi
fluktuatif dan kurang mendalam secara afeksional dalam berelasi sosial. Selain
itu, subjek diduga memiliki kemampuan sosial yang baik. Hal ini diduga karena subjek mampu menyesuaikan diri dengan baik
dan subjek memiliki fleksibilitas. Subjek diduga juga seseorang yang menekankan
pada emosionalitas dalam berelasi dengan orang lain. Subjek diduga juga
merupakan orang yang luwes dan fleksibel terhadap orang lain.
Keluarga
subjek diduga harmonis. Persepsi anak terhadap ibu baik dan peran ibu jelas.
Diduga pula kedisiplinan di keluarga subjek cukup baik, sehingga anak sadar
akan hak dan kewajibannya. Peran ayah juga diduga cukup jelas. Subjek diduga
juga mempunyai hubungan yang lebih baik dengan ayahnya. Selain itu, subjek juga
diduga memiliki religiusitas yang sangat mempengaruhi dirinya. Muncul juga
dugaan bahwa subjek memiliki keinginan untuk meninggalkan kegiatan-kegiatan
dari keluarganya.
BAB
V
DINAMIKA
PSIKOLOGIS
Subjek diduga adalah seorang yang memiliki tingkat intelektualitas
yang baik. Hal ini dapat dilihat dari latar belakang subjek bahwa dirinya
selalu mendapat ranking sejak kelas 6 SD sampai dengan SMP. Subjek juga
memiliki kecenderungan untuk mampu mengadaptasi hal-hal yang nyata. Subjek juga
diduga memiliki kesadaran individual dan obyektif. Selain itu, subjek juga
memiliki cita-cita yang baik walaupun terkadang kurang efektif. Hal ini dapat
dilihat dari latar belakang subjek bahwa subjek memiliki cita-cita untuk
menjadi seorang psikolog yang sukses, membahagiakan semua orang, dan memiliki jodoh
yang takut akan Tuhan. Kelebihan lain yang diduga dimiliki subjek adalah adanya
rasa percaya diri. Hal ini diduga berpengaruh pada kemantapan subjek dalam
melakukan sesuatu. Hal ini dibuktikan dengan pernyataan subjek bahwa dirinya
akan memperoleh hasil yang memuaskan di dalam perkuliahan. Selain itu, subjek
juga memiliki pengendalian diri yang baik. Hal ini dapat dilihat dari sikap
subjek yang pelan tapi pasti. Subjek juga diduga merupakan seorang yang
berpegang teguh pada prinsip. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh dominansi
superego yang dimiliki subjek. Di sisi lain, dominansi superego subjek diduga
juga berpengaruh pada religiusitas subjek yang cukup baik. Hal ini dapat
dilihat dari motto hidup subjek yang diambil dari salah satu ayat Alkitab 1 Timotius
4 : 12. Subjek juga diduga memiliki keinginan untuk menonjolkan dirinya. Selain
itu, subjek diduga memiliki orientasi saat ini. Akan tetapi subjek mempunyai
kecenderungan untuk tidak mengakui kenyataan. Hal ini diduga berpengaruh pada
kecenderungan subjek untuk menganggap jenis kelamin lain lebih kuat. Selain
itu, subjek diduga memiliki bakat dekoratif yang baik. Hal ini dibuktikan
dengan pernyataan subjek bahwa dirinya memiliki kelebihan dalam menggambar. Ada
juga dugaan bahwa subjek memiliki kemampuan untuk berpikir abstrak atau
teoritis. Hal ini diduga mempengaruhi orientasi subjek pada prinsip-prinsip
fakta dan penjelasan dari hal yang tampak. Di sisi lain, subjek diduga memiliki
perhatian terkonsentrasi. Subjek diduga akan merencanakan terlebih dahulu
sebelum bertindak dan merenungkan sesudahnya. Terbukti dari peryataan subjek
bahwa dirinya sering membuat rencana ketika mengawali mengerjakan tugas. Hal
ini diduga membuat subjek bertindak dengan hati-hati dan mengontrol
perilakunya. Hal ini dibuktikan dengan pernyataan subjek bahwa dirinya memiliki
kelebihan dalam mengatur keuangannya sendiri. Ada juga dugaan bahwa subjek
adalah seorang yang ingin serba sempurna. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh
sikap semangat, teliti, dan hati-hati yang dimiliki subjek. Di sisi lain, ada
kemungkinan juga bahwa subjek bisa menjadi kompulsif dan kurang toleran. Dapat
juga dilihat, bahwa subjek diduga memiliki kemampuan yang serba bisa dan
kreatif. Hal ini diduga dipengaruhi oleh kekayaan intelektualitas yang dimiliki
subjek. Selain itu, subjek diduga merupakan seorang yang memiliki kapasitas
intelegensi untuk perencanaan yang logis. Hal ini dapat dilihat dari pengakuan
subjek yang tidak menyukai sesuatu yang tidak logis atau berbelit-belit, “Jika
ya katakan ya, jika tidak katakan tidak.” Dalam mengerjakan suatu tugas, subjek
diduga memiliki ketekunan yang cukup baik. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh
tingkat ketelitian, semangat, dan kehati-hatian tinggi yang dimiliki subjek.
Ada juga dugaan bahwa subjek memiliki keteguhan dan kesungguhan dalam
mengerjakan tugas. Selain itu, subjek diduga juga memiliki vitalitas,
spontanitas, kekayaan emosional, dan kemampuan untuk mengekspresikan yang baik.
Di sisi lain, subjek juga memiliki sikap santai yang alami. Hal ini berpengaruh
pada kecerahan pikiran yang diduga dimiliki subjek. Selain itu, diduga subjek
juga memiliki afektifitas, kesimpatikan, dan juga keluwesan yang baik. Hal ini
berpengaruh pada kelancaran subjek dalam hubungan dengan kehidupannya. Tetapi
di sisi lain, subjek diduga memiliki kewaspadaan, ambisi, dan sikap kompetitif.
Hal ini kemungkinan berpengaruh pada kecenderungan subjek untuk nekad dan
tendensi untuk menguasai.
Dalam kehidupan sehari-hari subjek diduga merupakan seorang yang introvert. Hal ini didukung dengan
pernyataan subjek bahwa dirinya adalah orang yang pendiam. Selain itu, subjek
juga diduga memiliki sifat putus asa dan depresif. Ada kemungkinan hal ini
disebabkan karena adanya hambatan perasaan yang dialami subjek karena trauma.
Di sisi lain subjek diduga memiliki sifat sensitif. Hal ini kemungkinan
berpengaruh pada kecenderungan subjek untuk mudah tersinggung, tertekan, dan
mengagumi diri sendiri. Subjek juga diduga sering merasa tidak mampu ketika
melakukan suatu hal. Selain itu subjek juga diduga memiliki emosi yang
melankolia involusional. Artinya ada dugaan bahwa subjek seringkali tenggelam
dalam kondisi emosionalnya. Subjek diduga juga memiliki defisiensi emosional
yang rendah. Hal ini diduga berpengaruh pada sikap subjek untuk menjauhi
kehidupan. Selain itu, diduga subjek juga memiliki keterbatasan dan kekakuan di
dalam dirinya. Subjek juga diduga memiliki sikap bebal. Hal ini berpengaruh
pada tindakan subjek yang cenderung serampangan dan enggan pada sesuatu yang
remeh. Subjek diduga juga memiliki hambatan dalam perkembangannya. Hal ini
diduga disebabkan karena subjek seringkali merepresi permasalahannya. Di sisi
lain, subjek diduga juga mempunyai sikap rewel dan tidak realistik. Hal ini
diduga menyebabkan subjek memiliki tendensi emosional atau estetik yang
berlebihan.
Dalam bergaul dengan orang lain subjek cenderung mudah menyesuaikan diri tapi juga
mudah terpengaruh. Hal ini dibuktikan dengan peryataan subjek bahwa
dirinya tidak memilih dalam berteman. Ada dugaan bahwa subjek memiliki
pergaulan yang lincah dan dinamis, tetapi ada tendensi kekanak-kanakan. Hal ini
dikarenakan subjek memiliki kecenderungan untuk narsistik dan tergantung kepada
orang lain. Selain itu dalam berhubungan dengan orang lain, subjek juga diduga
memiliki kecenderungan mudah tersinggung, kurang tabah, dan kurang tekun. Subjek
juga diduga memiliki sikap kurang yakin pada kemampuan dan perkembangan dirinya
sendiri. Selain itu, diduga subjek juga memiliki kebutuhan untuk mendapatkan
pengakuan dari orang lain. Subjek juga memiliki kecenderungan untuk menjadi
fluktuatif dan kurang mendalam secara afeksional dalam berelasi sosial. Hal ini
dibuktikan dengan pengakuan subjek bahwa perilakunya bisa berubah jika
dihadapkan pada situasi tertentu. Selain itu, subjek diduga memiliki kemampuan
sosial yang baik. Hal ini diduga karena subjek
mampu menyesuaikan diri dengan baik dan subjek memiliki fleksibilitas. Subjek
diduga juga seseorang yang menekankan pada emosionalitas dalam berelasi dengan
orang lain. Hal ini dibuktikan dengan pernyataan subjek bahwa dirinya tidak
akan membiarkan kesalahpahaman antara dirinya dengan temannya berlarut-larut.
Subjek secara langsung akan mengajak bicara temannya dan menjelaskan secara
perlahan. Subjek juga menambahkan walaupun bersalah atau tidak bersalah dirinya
akan tetap meminta maaf. Selain itu, subjek diduga juga merupakan orang yang
luwes dan fleksibel terhadap orang lain.
Keluarga subjek diduga
harmonis. Persepsi anak terhadap ibu baik dan peran ibu jelas. Hal ini
dibuktikan dengan pernyataan subjek bahwa ibunya adalah orang yang sangat
spesial dan pengertian terhadap subjek. Diduga pula kedisiplinan di keluarga
subjek cukup baik, sehingga anak sadar akan hak dan kewajibannya. Peran ayah
juga diduga cukup jelas. Subjek diduga juga mempunyai hubungan yang lebih baik
dengan ayahnya. Selain itu, subjek juga diduga memiliki religiusitas yang
sangat mempengaruhi dirinya. Muncul juga dugaan bahwa subjek memiliki keinginan
untuk meninggalkan kegiatan-kegiatan dari keluarganya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar